Penulis:
Kathleen-Jonathan Kuntaraf
“Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang”.
Alkitab menggambarkan suatu paralel antara Adam dan Yesus, dengan menyebutkan Adam sebagai “manusia pertama” dan Yesus sebagai Adam terakhir atau “manusia kedua” (1 Korintus 15 : 45, 47). Namun kalau kita membandingkan antara Adam dan Yesus, maka Adam sebenarnya mempunyai keuntungan dibandingkan dengan Yesus. Apakah keuntungan dari Adam pertama dibandingkan dengan Yesus, Adam kedua itu?
Tuhan telah menempatkan Adam di Taman Eden, dengan memiliki kemanusiaan yang sempurna sebab masih belum ada dosa. Adam memiliki kekuatan tubuh dan pikiran yang penuh keseimbangan.
Lain dengan keadaan Yesus, ketika Ia mengambil sifat manusia, dimana keadaan manusia telah merosot akibat dosa selama 4,000 tahun. Yesus hidup di dunia yang telah dikutuk oleh dosa. Ini dilakukan-Nya agar Ia dapat menyelamatkan mereka yang berada di kedalaman dosa. Yesus mengambil sifat manusia, yang bila dibandingkan dengan sifat Adam yang belum jatuh, telah menurun dalam kekuatan fisik dan mental; meskipun begitu, Ia menjalani-Nya tanpa dosa.
Ketika Kristus mengambil sifat manusia yang menanggung konsekuensi dosa, Ia menjadi sasaran kelemahan yang dialami semua orang. Sifat manusiawi-Nya “penuh dengan kelemahan” atau “menanggung penyakit kita” (Ibrani 5 : 3, Matius 8 : 17, Yesaya 53 : 4). Ia merasakan kelemahan kita. Ia harus menawarkan “doa dan permohonan, dengan jeritan dan tangisan yang keras kepada-Nya yang mampu menyelamatkan-Nya dari kematian” (Ibrani 5 : 7), sehingga mengidentifikasi diri-Nya dengan kebutuhan dan kelemahan yang begitu umum bagi umat manusia.
Dengan demikian kita bisa belajar dari kehidupan Yesus yang mempunyai tubuh seperti kita, hidup dalam lingkungan dosa, tetapi tidak pernah berbuat dosa.
Semoga kita senantiasa mau mengambil Yesus sebagai teladan dalam kehidupan kita. Bila kita siap dibimbing Yesus setiap hari, maka kita akan selalu berjalan bersama Yesus.