Penulis :
Kathleen-Jonathan Kuntaraf


Sebab: ‘Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.’ Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
1 Petrus 1 : 24, 25

Dalam kasih karunia-Nya Tuhan memberikan firman-Nya kepada kita manusia. Firman-Nya adalah firman yang kekal dalam arti asli secara isinya, dan tidak dapat dimusnahkan.

Dalam sejarah umat manusia, banyak yang telah berusaha untuk memusnahkan Alkitab. Pada jaman revolusi Perancis misalnya, Voltaire berusaha untuk memusnahkan Alkitab. Ia perintahkan agar semua Alkitab dikumpulkan dan kemudian dibakarnya. Abu dari pembakaran alkitab tersebut di buang di sungai Rhine. Namun apakah benar Alkitab itu jadi musnah? Alkitab tetap dicetak dengan lebih banyak, bahkan rumah Voltaire di Geneva menjadi kantor dari Lembaga Alkitab sekarang ini.

Di Madagaskar, Ratu Ranavalona, yaitu seorang ratu Madagascar yang berasal dari pulau Jawa memerintahkan agar semua Alkitab dikumpulkan lalu dibakarnya. Namun ada seorang yang menyembunyikan sebuah Alkitab di dalam sebuah goa. Saat Ratu Ranavalona meninggal, orang tersebut mengambil Alkitabnya, dan mengabarkan. Sekarang ada lebih dari 5,000,000 Alktab di Madagaskar. Sesungguhnya, Firman Allah tidak dapat dimusnahkan seperti yang di katakan pada ayat inti diatas.

Firman Allah juga mempunyai keaslian yang dapat dipertanggung jawabkan. Dari masa ke masa, khususnya pada abad 19, banyak yang meragukan akan Alkitab, apakah isinya masih asli setelah berusia ribuan tahun? Namun pada tahun 1947, seorang gembala yang mencari dombanya melihat sebuah gua di Khirbet Qumran dekat Laut Mati. Ia ragu-ragu untuk masuk kedalam dan hanya melemparkan sebuah batu ke dalam goa tersebut. Ia mendengar bunyi yang keras akibat pelemparan batu tersebut. Ia takut untuk masuk kedalam gua tersebut.

Kemudian ia pulang serta menyampaikan pengalaman tersebut kepada saudara sepupunya. Kemudian sepupunya datang ke tempat tersebut, dan masuk kedalam gua. Ia mendapatkan 9 guci, dan satu sudah pecah, serta tampak papyrus yang berhamburan. Semua guci tersebut berisi papyrus atau gulungan kertas kuno. Mereka bawa semua papyrus tersebut dan jual kepada pedagang Arab. Setelah terjadi berbagai penjualan, akhirnya papyrus tersebut sampai di tangan seorang ahli Arkeologi yang bernama Prof. Dr. Albright. Setelah ia teliti dengan cermat, didapatkan bahwa papyrus tersebut adalah Alkitab Perjanjian Lama, sebagian lengkap, sebagian tidak lengkap. Salah satu yang lengkap adalah buku Yesaya. Dan saat di bandingkan dengan buku Yesaya sekarang ini; isinya sama. Tuhan sudah melindungi firman Allah, bukan hanya sekedar kitabnya, tetapi isinya juga agar tetap asli. Yang menarik, isinya tetap relevant untuk manusia di segala jaman.

Semoga kita mau tetap ambil waktu untuk membaca dan merenungkan Alkitab setiap hari; sebab Tuhan mempunyai rencana yang kekal bagi kita masing-masing.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top