Penulis:
Kathleen-Jonathan Kuntaraf
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti: Allah menyertai kita”.
Bukan hanya Yesus memiliki sifat Ilahi, Dia juga mempunyai nama Ilahi. Ini adalah satu hal yang penting sebab nama-Nya mengungkapkan sifat Ilahi-Nya. Misalnya Imanuel berarti “Allah menyertai kita sebagaimana tertulis diayat inti kita diatas. Ini menunjukkan, Yesus adalah Allah yang berada di tengah manusia.
Hal yang menarik, iblis mengenal-Nya sebagai Anak Allah, “Dan mereka itupun berteriak, katanya: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” (Matius 8 : 29).
Orang percaya memanggil-Nya Anak Allah. Misalnya, dalam Matius 14 : 3 mengatakan, ”Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah”.
Nama Allah yang kudus di Perjanjian Lama—Yehuwa, atau Yahweh—diterapkan kepada Yesus. Misalnya Matius menggunakan kata-kata dalam buku Yesaya 40 : 3,” Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!” untuk menggambarkan pekerjaan persiapan Yohanes Pembaptis untuk misi Krisus (Matius 3 : 3). Lebih lanjut Yohanes juga mengidentifiksi Yesus sebagai, “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” dan sebagai “Anak Allah “ (Yohanes 1 : 29, 34).
Yesus sendiri tidak pernah menyangkal saat dipanggil Allah, misalnya di dalam Yohanes 20 : 28, Tomas mengakui Kristus yang bangkit sebagai “Tuhanku dan Allahku!”. Ini berarti Yesus mengakui akan keilahian-Nya.
Tidak heran Paulus menyebut Dia sebagai Oknum, “….Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.” (Roma 9 : 5). Dan di dalam buku Ibrani, Paulus juga mengatakan Dia sebagai “Tuhan dan Allah Penciptaan” (Ibrani 1 : 8, 10).
Kita bersyukur Yesus bukan saja sebagai Juruselamat, tetapi Dia adalah Allah. Sebagai Juruselamat, Dia mengampuni segala dosa kita. Sebagai Tuhan atau Allah, Dia yang bertahta di hati kita.
Dia yang memerintah di dalam hidup kita, yang menyebabkan kehidupan yang selaras dengan kehendakNya. Kiranya itu menjadi sukacita kita tiap hari.