Penulis:
Kathleen-Jonathan Kuntaraf


“Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”
Kejadian 1 : 2

Sejak masa kekekalan, Allah Roh Kudus itu hidup dalam Ke-ALLAH-an sebagai anggota yang ketiga. Bapa, Anak dan Roh ada dengan sendirinya, setara satu sama lain. Walaupun masing-masing setara, namun ada pembagian tugas dalam Tritunggal itu.

Kebenaran mengenai Allah Roh Kudus dapat dipahami dengan jelas dalam kehidupan Yesus. Ketika Roh turun kepada umat percaya, Ia datang sebagai “Roh Kristus”—Ia tidak datang dengan kehendak-Nya sendiri, membawa kuasa-Nya. Kegiatan-Nya dalam sejarah bertumpu pada misi keselamatan yang dibawa Kristus. Roh Kudus terlibat secara aktif dalam peristiwa kelahiran Kristus (Lukas 1 : 35), mengukuhkan tugas pelayanan-Nya kepada orang banyak pada waktu pembaptisan-Nya (Matius 3 : 16, 17), dan membawa manfaat korban perdamaian Kristus saat kebangkitan untuk manusia (Roma 8 : 11).

Di dalam Ke-Allah-an, Roh tampaknya melaksanakan tugas dibidang pelaksanaan. Ketika  Allah Bapa memberikan Anak-Nya kepada dunia ini (Yohanes 3 : 16), Allah Anak itu sedang di kandung Maria dari Roh Kudus (Matius 1 : 18-20). Roh Kudus datang untuk menyelesaikan rencana itu, dan mewujudkannya.

Keterlibatan yang erat dari Roh Kudus dalam penciptaan, nyata dalam kehadiran-Nya pada waktu penciptaan seperti kita baca pada ayat inti diatas. Asal-usul dan pemeliharaan hidup bergantung pada pelaksanaan tugasNya, jika Ia meninggalkannya berarti maut. Alkitab berkata, jika Allah “menarik kembali Roh-Nya, dan mengembalikan napas-Nya pada-Nya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu” (Ayub 34 : 14, 15). Kita dapat melihat refleksi pekerjaan kreatif yang dilakukan Roh dalam tugas pengolahan kembali masing-masing orang yang terbuka bagi Allah. Jelas Allah melaksanakan pekerjaan di dalam individu-individu melalui Roh penciptaan. Oleh karena itu, di dalam penjelmaan, penciptaan dan penciptaan kembali, Roh muncul untuk menuntaskan tujuan Allah.

Kita bersyukur oleh sebab peranan penting dari Roh Allah dalam kehidupan kita. Kiranya kita mau senantiasa bergantung kepada Roh Allah dalam kehidupan kita ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top